Jurnalistik
Nyolong TV untuk Ongkos Mudik, Joko Sekarat Dihajar Warga
JAKARTA - Kepergok menggotong televisi dari rumah Then
Venthius, di Jalan Kalianyar, RT 01, RW 01, Tambora, Jakarta Barat, Joko
(24) babak belur dihajar warga. Dia nekat mengambil barang eletronik
itu karena terdesak kebutuhan untuk ongkos pulang ke kampung halaman.
Joko
menyelinap masuk ke dalam rumah pengusaha konveksi itu, saat rumah
dalam kondisi sepi. Dia dengan santai masuk ke ruang tamu dan mengambil
TV layar datar.
Namun naas, saat sedang memanggul barang curian,
pria asal Pekalongan, Jawa Tengah ini tepergok oleh Ketua RT, Warsianto
(46). Awalnya Warsianto tak curiga melihat pelaku. Dia langsung memberi
tahu pemilik rumah, menanyakan apakah menyuruh orang untuk membawa
televisi? Namun, korban membantah dan bergegas kembali ke rumah.
Warga
lalu kompak mengejar pelaku yang belum jauh dari lokasi sambil
meneriaki maling. Pencuri itu pun akhirnya tertangkap dan dihadiahi
warga dengan bogem mentah. Puas mengakimi tersangka, Joko diserahkan ke
Mapolsek Tambora.
Kanit Reskrim Polsek Tambora, AKP Widharma
Jaya, mengatakan berdasarkan pengakuan pelaku, dirinya sudah beberapa
kali melakukan aksi serupa. Sasarannya adalah rumah-rumah konveksi yang
ditinggal pergi pemiliknya.
"Dia mencuri untuk makan sehari-hari dan buat ongkos pulang kampung," ujar Jaya, Kamis (20/3/2014).
Dari
tangan pelaku, polisi menyita barang bukti satu unit televisi merek LG
seharga Rp1,5 juta, dan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,
pelaku dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian yang ancaman hukumannya
diatas lima tahun penjara. (ded)
Pendapat / Opini :
Menurut saya, dalam hal ini tidak ada tindakan yang benar. Joko memang
salah karena mencuri. Namun tindakan warga juga tidak bisa dibenarkan
karena mereka menghakimi sendiri, apalagi memukuli Joko sampai sekarat.
Menurut saya jika terjadi hal seperti itu, lebih baik langsung saja
diserahkan ke pihak yang berwajib, tidak perlu dipukuli.Selain itu Joko
juga tidak seharusnya mencuri. Jika alasannya hanya seperti itu, menurut
saya Joko bisa bekerja, meskipun dengan gaji yang tidak terlalu tinggi,
dan jika masih kurang untuk pulang kampung, maka ia bisa meminjam uang
kepada teman, saudara, atau bahkan tetangganya.
Berdasarkan pernyataan AKP
Widharma
Jaya, bahwa Joko sudah beberapa kali melakukan tindakan tersebut,
membuktikan bahawa ia merupakan orang yang malas dan cenderung mencari
jalan pintas. Jadi pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa ini
adalah :
-Jangan suka menghakimi sendiri orang yang bersalah, serahkan saja pada pihak yang berwenang.
-Jangan malas untuk berusaha jika masih ada jalan, karena kata jkt48, "Usaha keras itu tak akan mengkhianati"
-Jangan suka mencuri, karena itu merupakan tindakan yang tidak terpuji dan melanggar perintah Tuhan
Sekian pendapat saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar